1. Pendahuluan
1.1
Latar Belakang
Olahraga merupakan
kegiatan yang bertujuan untuk prestasi, kesehatan, pendidikan, dan lain – lain.
Banyak macam olahraga tapi pada tema ini akan membahas car free day yang merupakan olaraga rekreasi
Car free day
merupakan kegiatan yang dilakukan pada hari tertentu agar tidak menggunakan
kendaraan bermotor. hal ini bertujuan agar mengurangi polusi udara yang terjadi
di wilayah tersebut. Karena dengan car
free day asap kendaraan bermotor otomatis berkurang dan membuat uadara
semakin sehat untuk dihirup. Selain digunakan untuk mengurangi pencemaran car free day juga membuat suasana
menjadi nyaman tidak bising dengan bunyi – bunyi knalpot kendaraan bermotor.
Car free day merupakan solusi untuk
menghindari kemacetan di kota – kota. Dengan adanya car free day bukan hanya
kemacetan yang teratasi tetapi juga bisa menjadi sarana olahraga bagi
masyarakat. Car free day membuat
masyarakat setidaknya menggerakan tubuhnya seperti berjalan bersepeda maupun
dengan jogging. Car free day dapat
mengurangi penggunaan kendaraan bermotor dan setidaknya membuat masyarakat
sedikit mau menggerakan tubuhnya.
Car free day sudah bisa dijadikan untuk tujuan reflesing otak,
kegiatan ini banyak terjadi di kota – kota besar dan di kampus – kampus. Car free day juga diadakan dikampus
tercinta “UNIVERSITAS NEGERI MALANG” kegiatan tersebut dilakukan pada hari
jumat saja, selain di kampus “UM” car
free day juga dilakukan dijalan ijen malang pada hari sabtu dan pasti kegiatan
tersebut dilakukan di kota – kota besar lainya.
Car free day bisa dikatakan olahraga
karena dengan adanya kegiatan tersebut masyarakat merasa difasiltasi untuk
melakukan kegiatan – kegiatan yang bisa menggerakan tubuh seperti
lari,berjalan,bersepeda dan olahraga – olahraga lainya. Car free day merupakan jenis olahraga rekreasi karena pada kegiatan
ini masyarakat tidak melakukan kegiatan olahraga yang sama. Olaraga ini
dilakukan pada waktu senggang dan waktu yang luang meskipun banyak orang yang
tidak menggunakan waktu ini untuk olahraga. Hari sabtu dan minggu merupakan
hari yang paling sering dilakukan kegiatan car
free day ini karena hari tersebut biasanya hari – hari yang luang.
Kegiatan
car free day berlansung 5 jam dari
jam 5 pagi sampai jam 10 siang. Aturanya adalan sepanjang area tersebut tidak
boleh dilewati kendaraan bermotor. acara car
free day sangat mengundang antusias masyarakat karena dengan adanya
kegiatan ini antusias masyarakat untuk datang sangat bagus. Meskipun orang yang
datang semata – mata hanya ingin jalan – jalan santai saja dengan keluarga
tidak melakukan kegiatan olahraga. Tapi juga tidak sedikit masyarakat yang
melakukan olahraga pada area tersebut seperti lari ,senam, bersepeda, dan lain
– lain.
Acara
car free day sangat bermanfaat bagi
masyarakat selain untuk olahraga rekreasi car free day adalah sarana mengatasi
kemacetan. Mungkin acara car free day
bisa dijadikan budaya untuk masyarakat luas. Karena dengan car free day dapat mengurangi resiko kecelakaan , sebaiknya
kegiatan ini dilestarikan atau mungkin car
free day dijadikan solusi untuk mengatasi macet dengan cara anak yang masih
duduk di bangku sma sederajat tidak dan jenjang dibawahnya boleh menggunakan
kendaraan bermotor dan disarankan menggunakan sepeda biasa. Mungkin orang tua
harus lebih paham mengenai hal ini.
Car free day merupakan kegiatan yang
menurut saya efektif untuk masyarakat jika dilakukan dengan benar. Di area
kampus um masih banyak yang melanggar dengan mengendarai sepedanya masuk ke
dalam. Menurut saya sebaiknya kegiatan ini dilakukan paling tidak seminggu 3x
agar lebih efektif. Karena olahraga rekreasi ini penting untuk menjaga tubuh tetap bugar.
Dari permasalahan diatas makalah ini
akan membahas apakan car free day
sudah efektif untuk program olahraga masyarakat. apakah ada motifasi sendiri
untuk masyarakat agar mereka sadar bahwa kegiatan car free day adalah kegiatan yang penting bagi kesehatan tubuh
mereka atau apakah ada faktor lain untuk meningkatkan kesadaran mereka bahwa
kegiatan ini sangat berperan penting untuk kesahatan mental , jasmain maupun
rohani masyarakat tersebut.
Sehingga manyarakat dapat menjadikan
atau membuat pemikiran untuk slalu semangat berolahraga dan pastinya mereka
lebih sadar bahwa mereka harus menjaga tubuh mereka dengan cara olahraga dan
mengurangi polusi udara dan mngatasi kemacetan yang panjang, dengan informasi
yang ada pada latar belakang diatas penulis mengadakan penelitian dengan judul
“EFEKTIFITAS PROGRAM “CAR FREE DAY” UNTUK KEGIATAN OLAHRAGA MASYARAKAT”.
1.2 Rumusan Masalah
Sesuai
dengan permasalahan yang terjadi diatas maka penulis menemukan masalah yang
timbul adalah:
1. Apakah
efektif progam “car free day” untuk
kegiatan olahraga masyarakat?
2. Apakah
manfaat car free day untuk
masyarakat?
3. Apakah
motifasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berolahraga?
1.3
Tujuan
Dengan
masalah yang akan dibahas mengenai program kegiatan car free day maka akan
menghasilkan tujuan berikut
1. Untuk
mengetahui efektifitas program car free
day untuk kegiatan olahraga masyarakat!
2. Untuk
mengetahui manfaat car free day untuk
masyarakat!
3. Untuk
mengetahui motifasi meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berolahraga!
2. Pembahasan
2.1 Efektifitas Program Car Free Day Untuk Kegiatan Olahraga
Masyarakat
Program Car Free Day merupakan salah satu program untuk mengurangi dan mengendalikan
pencemaran udara. Program Car Free Day
pertama kali dilakukan di negara Belanda dan Belgia dalam rangka mengurangi
krisis energi pada 25 November 1956 hingga 20 Januari 1957. Pada 19 April 2001
program Earth Car Free Day (ECFD)
pertama kali diadakan dan serentak di seluruh penjuru dunia.
Lebih dari 300.000 organisasi dan
kota di seluruh dunia ikut berpartisipasi dalam kegiatan yang diadakan oleh The
Commons WC/FD program and Earth Day Network. Pada tanggal 29 September 2009
lalu, World Car Free Day dirayakan di
Washington, D.C. Kegiatan yang terdapat di sana antara lain terdiri dari
reparasi kendaraan bermotor gratis, senam yoga dan kegiatan-kegiatan lain yang
dilakukan oleh berbagai Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).
Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB)
telah menyatakan bahwa program Car Free
Day ini merupakan sebuah proyek dunia dalam rangka mengurangi pencemaran
udara. Hal ini termuat dalam proposal PBB mengenai The United Nations Car Free
Days Programme, Di Indonesia sendiri, program Car Free Day pertama kali dikenal dengan program Hari Bebas
Kendaraan Bermotor (HBKB). Sedangkan untuk di Indonesia sendiri, Car Free Day lahir di Surabaya sebagai Kota
pertama kali di Indonesia yang menyelenggarakan Car Free Day pada tahun 2000. kegiatan tersebut merupakan bagian
dari kampanye peningkatan kualitas udara kota yang bertema “Segar Suroboyoku
Rek”.
Kegiatan
utama Car Free Day adalah penutupan
jalan selama beberapa waktu dari arus lalu lintas kendaraan. Namun demikian,
kendaraan angkutan umum masih bisa melintasi jalan tersebut. Untuk memanfaatkan
ruang jalan yang ditutup maka dilakukan berbagai kegiatan seperti petunjukan
kesenian, hiburan, permainan anak-anak, olahraga, lomba-lomba, parade sepeda
dan kegiatan festival jalanan lainnya. Kegiatan ini ditujukan untuk memberikan
suasana yang berbeda pada kota tersebut. (Nicolaus kanaf, 2010 dalam : efisiensi
program car free day terhadap
penurunan emisi karbon)
Menurut Bompa (1994:11) perkembangan
keterampilan dan kemampuan berolah- raga dibagi menjadi tiga kelompok yaitu; 1)
kelompok praktis dimulai olahraga; 2) kelom- pok umur pengkhususan; dan 3) kelompok
untuk jangka penampilan tertinggi. Usia umum untuk memulai latihan bolabasket
adalah usia 7-8 tahun, pengkhususan atau spesialisasi pada rentang usia 10-12
tahun, dan prestasi tertinggi dicapai pada usia 20- 25 tahun.
Sukadiyanto (2005:14-15) menambah-
kan bahwa latihan bagi olahragawan yunior lebih ditekankan pada pengembangan
kete- rampilan untuk pengayaan gerak dan bersi- fat menyenangkan, terutama
untuk mengem- bangkan kemampuan fisiologis anak dalam menerima beban latihan.
Berikut tujuan latihan yang disesuaikan dengan usia dan kesiapan anak
Olahraga yang secara spesifik dapat
meningkatkan derajat kesehatan bagi pelakunya adalah olahraga kesehatan.
Olahraga kesehatan sangat berkaitan langsung dengan masyarakat, karena pada
dasarnya olahraga kesehatan melibatkan masyarakat secara merata tanpa melihat
tingkatan umur, gender, lapisan masyarakat tertentu. Selain itu, olahraga
kesehatan juga mencirikan 5 M dalam pelaksanaannya yaitu: massal, mudah,
meriah, murah, dan manfaat. Olahraga
kesehatan mampu memelihara dan meningkatkan kemampuan fungsional jasmaniah para
pesertanya dengan pembebanan yang dapat diatur secara bertahap dalam dosis yang
adekuat. Dalam olahraga kesehatan tidak hanya melatih aspek jasmaniah serta
dapat juga menjangkau aspek rohaniah dan aspek sosial. Hal ini terlihat dari
jumlah pesertanya yang massal dengan suasana yang informal, menimbulkan rasa
gembira yang akan memberikan pengaruh positif terhadap rohani dan mendorong
terjadinya pergaulan yang lepas dari hambatan-hambatan yang bersumber pada
perbedaan kedudukan sosial dan tingkat ekonomi.
Rekreasi
merupakan istilah yang lebih populer daripada waktu luang. Bahakan pandangan
tradisional menjelaskan bahaw rekreasi adalah aktivitas waktu luang yang baik
dilakukan secara individu atau kelompok tidak terikatoleh siapapun guna
mencapai kepuasan tersendiri. Dalam implementasi aktivitasnya rekreasi ini
tidak akan lepas dari unsur bermain, Bermain sering mengacu pada pengertian
bebas, bahagia, dan ekspresi alami dari setiap manusi. Berkaitan dengan ini,
maka manusia sering disebut dengan makhluk bermain (homo luens). Artina bermain
sudah menjadi kebutuhan setiap manusia, Olahraga rekreasi adalah kegiatan
olahraga yang dilaksanakan, untuk mencari kegembiraan, kepuasaan, persahabatan,
dan meningkatkan kesegaran jasmani, bukan untuk memperoleh kemenangan atau prestasi
saja. Adapun menurut ahli Olahraga Rekreasi yaitu olahraga yang merupakan
rekreasi dan aktifitas yang dilakukan di waktu senggang bahkan merupakan
hiburan. (Perrin Gerald A,1981,PL)
Jenis kegiatan dari olahraga rekreasi
antara lain :
a) Olahraga
yang dilakukan dalam pertandingan atau perlombaan antar kelas antar sekolah,
antar almamater dan sebagainya. Seperti pada jenis olahraga sepakbola, bola
basket dan sebagainya
b) Olahraga
yang dalam pelaksanaanya hanya untuk memperoleh kesenangan, peraturanya dapat
disederhanakan seperti permainan-permainan yang dilakukan di tempat-tempat
rekreasi, seperti permainan bola voli yang dimainkan di tepi pantai maupun saat
di lokasi car free day.
c) Permainan
anak-anak yang dilakukan untuk mengisi waktu luang, yang hanya menggunakan
waktu singkat seperti permainan halma, kejar-kejaran dan sebagainya. Selain
jenis olahraga tersebut masih banyak jenis olahraga yang dapat dipakai sebagai
kegiatan dalam mengisi waktu luang seperti :
Tujuan olahraga dapat
dibagi menjadi berbagai point – point. Dari sumber yang saya peroleh beriku
adalah tujuan olahraga car free day
atau olahraga rekreasi.
a) Pengisi
waktu luang
b) Pelepas
lelah, kebosanan dan kepenatan
c) Sebagai
imbangan subsisten activiti (kegiatan pengganti/pelengkap), contoh pendidikan
dan pekerjaan/bekerja
d) Sebagai
pemenuh fungsi social (fungsi social ini dilakukan untuk kegiatan kelompok
serta rekreasi aktif)
e) Untuk
memperoleh kesegaran jasmani dengan olahraga yang menyenagkan
f) Memperoleh
kesenangan dengan cara berolahraga
g) Memperkenalkan
olahraga bahwa olahraga itu menyenangkan.
Setelah
mengetahui pengertian dari olahraga rekreasi langsung saja membahas tentang
efektifitas program car free day ini
yang termasuk dalam olahraga rekreasi. Sebuah program bisa dikatakan efektif
jika tujuan yang dinginkan tercapai. Untuk mengetahui apakah program tersebut
efektif dapat dilihat dari seberapa banyak pengunjung yang mendatangi kegiatan.
Suatu kegiatan dapat dinilai sukses apabila jumlah pengunjung lebih dari yang
diharapkan. Beberapa tahun belakangan ini kita mengenal kegiatan ramah
lingkungan atau olahraga rekreasi yang dikenal dengan Car Free Day yang dilaksanakan diberbagai daerah di Tanah Air. Car Free Day adalah kegiatan mengurangi
ketergantungan masyarakat penggunaan kendaraan bermotor atau dengan kata lain
mengurangi ketergantungan akan alat transportasi. Seperti penutupan sebuah
batas jalan dengan berbagai kegiatan seperti festival jalanan, bazaar, parade
sepeda, dan kegiatan lainnya dan dengan adanya car free day ini masyarakat juga
bisa olahraga dengan bebas.
Penutupan
jalan akan memberikan kesempatan kepada
masyarakat untuk kembali berjalan kaki di jalan-jalan yang biasa dilewati
kendaraan pribadi. Acara Car Free Day
nasional mulai diselenggarakan pertama kali di kota Surabaya pada tahun 2000.
Menyadari kondisi ini, pemerintah daerah dikota-kota besar mulai memikirkan
untuk mencari solusi guna mengurangi kemacetan dan pencemaran polusi. Berbagai upaya
dilakukan dengan menggulirkan beragam kebijakan. Program ini diberlakukan rutin
setiap minggu dan hanya dijalur-jalur tertentu. Suksesya kegiatan Car Free Day dikota Surabaya, membuat
kota-kota besar lainnya mengikuti kegiatan tersebut. (Meviana, 2007:16) Didalam kegiatan Car Free Day tersebut, banyak kegiatan
yang berlangsung, diantaranya senam, komunitas bersepeda, komunitas sepatu
roda, komunitas skuter, komunitas fotografer, komunitas-komunitas tersebut
menawarkan jasa kepada pengunjung dengan tarif yang terjangkau. Hal positif
yang terlihat banyak masyrakat yang merasa senang dengan adanya kegiatan Car Free Day, karena masyarakat dapat
merasakan nyamannya kota tanpa ada polusi udara, orang tua yang membawa
anak-anak dapat bebas bermain tanpa menghawatirkan kendaraan Dalam sebuah
kegiatan, opini dari pengunjung dapat dijadikan sebagai cermin untuk menilai
bagaimana sebuah kegitan itu dapat dikatakan sukses. Opini merupakan sebuah
pendapat, ide atau pikiran yang diungkapkan oleh seseorang untuk menjelaskan
kecenderungan tertentu terhadap suatu keadaan atau pemikiran yang bersifat
tidak objektif. Kasali (2008:19) mengatakan bahwa opini dapat dinyatakan secara
aktif maupun secara pasif. opini dapat juga dinyatakan melalui perilaku, bahasa
tubuh, raut muka, simbol-simbol tertulis, pandangan, sikap dan kesetiaan. Opini
yang dinyatakan secara verbal disebut dengan overt opinion. Dalam Kegiatan Car Free Day pengunjung mempunyai opini
atau penilaiannya tersendiri mengenai kegiatan Car Free Day. Baik opini yang bersifat positif dan negatif.
Dimana
salah satu pengunjung berpendapat bahwa Car
Free Day bukan hanya dijadikan sebagai tempat untuk senam, joging, dan
berbagai macam aktivitas olahraga pagi lainnya. Namun di sini Car Free Day juga tampaknya dianggap
bukan hanya sebagai tempat untuk menyegarkan tubuh, tetapi juga dijadikan
sebagai tempat semacam adu gengsi, baik antara sesama pengunjung Car Free Day maupun antar komunitas
tertentu. Areal yang multifungsi, ada yang benar-benar niat mau olahraga, ada
yang sekedar cuci mata, namun ada juga yang hanya sekedar pamer antar para
pengunjung Car Free Day dan juga
antar komunitas (Riau Pos, 5 Februari 2012). Opini dari pengunjung mengenai
kegiatan Car Free Day, memiliki arah
atau tujuan. Cutlip dan Center (2007:239), mengatakan bahwa arah opini
mengindikasikan kualitas evaluatif dari predisposisi, yang memberi tahu
evaluasi positif- negatif-netral atau evaluasi yang mendukung-menentang-netral.
Opini bisa dilihat dari segi positif, negatif, atau netral atau dengan rasa
suka-benci-netral. Pendapat dari pengunjung mengenai kegiatan Car Free Day akan mengalami proses
sebelum terbentuk menjadi opini.
Pandangan masyarakat terhadap adanya
kegiatan car free day kebanyakan
berpendapat sangat baik. Hal ini dapat dibuktikan dengan pernyataan masyarakat
yang menyatakan bahwa mereka sangat senang dengan adanya kegiatan car free day ini. Mereka juga sangat
antusias dan menyambut baik kegiatan-kegiatan yang ada di car free day. Persepsi masyarakat yang baik inilah yang bisa
memperkuat citra baik car free day
ini. Apalagi kegiatan car free day ini juga sangat mendukung
untuk olahraga rekreasi yang murah dan terfasilitasi selain itu car free day juga menjadi suatu media yang
efektit untuk mengenalkan dan mensosialisasikan program olahraga untuk
masyarakat. Sehingga citra car free day
yang baik di mata masyarakat tentu saja juga akan memberikan dampak yang baik
terhadap keberhasilan upaya program efektivitas untuk kegiatan olahraga
masyarakat.
Car Free Days menjadi konsep yang sangat
popular di banyak kota-kota besar, konsep ini sangat diminati karena tidak
menggunakan cara paksaan dalam membiasakan masyarakat untuk tidak menggunakan
kendaraan pribadi. Car Free Day ini selalu dipadati pengunjung untuk sekedar
menikmati suasana pagi tanpa kendaraan. Dalam berjalannya Car Free Day terdapat
permasalahan yang bertolak belakang dengan tujuannya yaitu banyaknya jumlah
pengunjung Car Free Day ternyata tidak sedikit yang
masih menggunakan kendaraan pribadi (motor dan mobil), sehingga Car Free Day menarik lalu lintas dan
membangkitkan setelah acara selesai. Dari beberapa jurnal yang saya baca
mungkin salah satu hal yang membuat program car
free day ini tidak efektif adalah masih banyak masyarakat yang membawa
kendaraan bermotor hal tersebut pasti membuat keadaan disekitar area menjadi
tidak kondusif dan menjadikan program car
free day kurang efektif.
Car
free day adalah salah satu kebijakan dimana kendaraan bermotor dilarang
melintasi suatu jalan utangma dalam suatu kota yang sedang menyelenggarakan car free day pada jam tertentu sesuai dengan
kebijakan masing-masing kota penyelenggara untuk memberikan ruang umum bagi
masyarakat untuk melakukan aktifitas olahraga yang sesuai dengan prinsip
olahraga yaitu mudah, murah, aman,menyenangkan & menyehatkan. Untuk
mendukung kebijakan mengenai adanya kegiatan car free day dimasing-masing Kota penyelenggara sekaligus untuk
menghingari tanggapan negatif yang muncul dari masyarakat yang terganggu dengan
adanya penutupan jalan yang dimana digunakan untuk melakukan kegiatan car free day (hari bebas kendaraan
bermotor) maka kegiatan ini diperkuat dengan perda masing-masing daerah melalui
Kepmen LH No. 15/1996 sesuai dengan program Langit Biru.
Di Indonesia sendiri, program CFD
pertama kali dikenal dengan program Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB). Di
hari itu seluruh kendaraan yang mengandung atau yang menghasilkan bau dari
knalpot seperti mobil, motor dan kendaraan beremisi lainnya dilarang melintas
di jalan yang telah ditentukan. Perlu adanya pemikiran optimisme jangka panjang
dari stakeholder baik itu Pemerintah Kota maupun organisasi/komunitas
lingkungan untuk menerapkan konsep lanjutan dari Car Free Day seperti Car Free
permanent Street atau Car Free Day
skala Kota. Pentingnya konsep lanjutan dilakukan karena Car Free Day yang hanya dilakukan beberapa jam belum akan mampu
secara optimal untuk menurunkan penggunaan kendaraan pribadi, diawali dari Car Free Day yang dapat menarik
antusiasme masyarakat dan harus dilanjutkan secara perlahan tahapan berikutnya
berupa Car Free Permanent skala kecil pada satu ruas
jalan tertentu untuk membatasi penggunaan kendaraan pribadi dan membiasakan
masyarakat menggunakan non motorized
transportation .
(Maslow, 1970) menerangkan proses
evolusi transportasi perkotaan secara menyeluruh yang diawali pada era dimana
pergerakan masih menggunakan tenaga hewan (kuda, kerbau, sapi, dan lainnya),
kemudian era berikutnya yaitu awal munculnya motorize d transportati on , pada
tahap ini hanya orang yang memiliki kekayaan yang menggunakan kendaraan
bermotor. Tahapan selanjutnya memperlihatkan bahwa hampir setiap orang telah
menggunakan kendaraan bermotor yang disebut full motorisastion stage, pada
tahapan ini banyak munculnya permasalahan – permasalahan transportasi karena
tidak terkontrolnya pertumbuhan jumlah kendaraan. Tahapan terakhir adalah
kualitas hidup yang baik dengan penggunaan transportasi umum, berjalan kaki,
dan bersepeda sehingga menuju transportasi berkelanjutan dan kota yang
berkelanjutan.
2.2 Manfaat Kegiatan Car Free Day Untuk Masyarakat
Sehat adalah nikmat karunia Allah
yang menjadi dasar bagi segala nikmat dan segala kemampuan. Nikmatnya makan,
minum, tidur, serta kemampuan bergerak, bekerja dan berfikir, akan berkurang
atau bahkan hilang dengan terganggunya kesehatan kita. Oleh karena itu kita
harus senantiasa mensyukuri nikmat sehat karunia Allah ini dengan
senantiasa memelihara dan bahkan
meningkatkannya. Namun orang sering lupa bersyukur manakala ia sedang sehat dan
baru akan menyadari betapa nikmatnya sehat setelah ia menjadi sakit.
Oleh karena itu masyarakat perlu
melakukan olahraga setiap hari untuk membuat tubuhnya menjadi sehat dan tidak
mudah terkena penyakit. Olahraga juga dapat membuat tubuh terasa lebih bugar.
Olahraga yang rutin tentunya membuat tubuh menjadi sehat dan dapat melakukan
aktivitas sehari – hari tanpa ada kendala.
Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Fonterra dalam rangka menyambut hari osteoporosis dunia
menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara di Asia Tenggara yang paling tidak
aktif dengan 68 persen respondennya menyatakan mereka berolahraga kurang dari
tiga kali seminggu. Posisi kedua ditempati Singapura dengan jumlah responden 66
persen yang berolahraga kurang dari tiga kali seminggu. Posisi ketiga ditempati
Malaysia dengan jumlah responden 59 persen. Sementara itu, negara yang
menduduki peringkat terbaik dalam berolahraga adalah Vietnam dan Filipina
dengan jumlah 60 persen dan 46 persen responden mengatakan mereka olahraga
minimal tiga kali seminggu (health.detik.com).
Maka diperlukan kegiatan yang
menyenangkan agar masyarakat senang mengikuti olahraga yang notabenya sebagian
besar oramg malas untuk melakukan kegiatan olahraga yang memiliki banyak
manfaat. Kegiatan car free day adalah kegiatan yang menurut saya lumayan
efektif untuk membangkitkan semangat masyarakat atas pentingnya olahraga.
Menurut Hilmiawan (2011), tujuan dan
manfaat kegiatan Car - Free Day adalah sebagai berikut:
a) Mengurangi
pencemaran udara dari kendaraan bermotor.
b) Mendorong
penggunaan alat transportasi alternatif selain kendaraan pribadi seperti angkutan
umum, sepeda dan fasilitas pejalan kaki
c) Meningkatkan
kesadaran dan menginformasikan kepada warga kota bahaya tidak terkendalinya
penggunaan kendaraan pribadi baik dari sisi kelancaran pergerakan dan kualitas
udara kota.
d) Mensimulasikan
suasana dan kondisi kota saat jumlah kendaraan dibatasi.
e) Jalan
yang ditutup menjadi ruang publik dimana masyarakat dapat melakukan kegiatan
secara bersama-sama sehingga dapat menjalin dan mempererat hubungan masyarakat.
Olahraga pada dasarnya merupakan
kebutuhan setiap manusia di dalam kehidupan, agar kondisi fisik dan
kesehatannya tetap terjaga dengan baik. Olahraga dapat meningkatkan kesehatan
dan mencegah timbulnya penyakit termasuk penyakit jantung, diabetes tipe 2,
osteoporosis, bentuk kanker, obesitas, dan cedera. Partisipasi dalam olahraga
juga dikenal untuk mengurangi depresi, stres dan kecemasan, meningkatkan
kepercayaan diri, tingkat energi,
kualitas tidur, dan kemampuan untuk berkonsentrasi. Ada tiga faktor yang
berdampak pada partisipasi olahraga, yaitu faktor individu, faktor lingkungan,
dan faktor sosial budaya. Partisipasi
masyarakat dalam melakukan kegiatan olahraga semakin meningkat yang ditunjukkan
dengan peningkatan partisipasi
masyarakat pada indeks pembangunan olahraga (SDI). Olahraga yang secara
spesifik dapat meningkatkan derajat kesehatan bagi pelakunya adalah olahraga
kesehatan. Dalam olahraga kesehatan tidak hanya melatih aspek jasmaniah, juga
menjangkau aspek rohaniah dan aspek sosial. Kesadaran masyarakat untuk
berolahraga memberikan kontribusi dalam pembangunan individu dan masyarakat
yang cerdas, sehat, terampil, tangguh, kompetitif, sejahtera, dan
bermartabat.
Olahraga merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari
masyarakat. Melalui olahraga dapat
dilakukan national character
building suatu bangsa,
sehingga olahraga menjadi
sarana strategis untuk
membangun kepercayaan diri, identitas
bangsa, dan kebanggaan
nasional. Partisipasi masyarakat dalam melakukan kegiatan olahraga semakin
meningkat yang ditunjukkan
dengan peningkatan partisipasi masyarakat pada indeks
pembangunan olahraga (SDI) dari 0,345 pada tahun 2005 menjadi 0,422 pada tahun
2006. Pengukuran SDI sesungguhnya meliputi perkembangan banyaknya anggota
masyarakat suatu wilayah yang
melakukan kegiatan olahraga,
luasnya tempat yang diperuntukkan
untuk kegiatan berolahraga
bagi masyarakat dalam bentuk
lahan, bangunan, atau ruang terbuka yang digunakan untuk kegiatan berolahraga
dan dapat diakses oleh masyarakat luas. Kebugaran jasmani
yang merujuk pada
kesanggupan tubuh untuk melakukan aktivitas tanpa
mengalami kelelahan yang berarti, serta
jumlah pelatih olahraga,
guru Pendidikan Jasmani
dan Kesehatan (Penjaskes), dan instruktur
olahraga dalam suatu wilayah tertentu (Menpora RI, 2010: 7).
Selain itu, pemerintah juga berupaya
dengan menyiapkan fasilitas berolahraga yang dapat dimanfaatkan untuk
masyarakat umum, upaya tersebut dapat menjadi daya tarik tersendiri dan berdampak
langsung pada adanya kepedulian dan partisipasi masyarakat untuk berolahraga
secara teratur. Olahraga rutin sudah menjadi sebuah kebutuhan sebagai pola
hidup sehat bagi masyarakat, hal tersebut dapat dilihat seperti adanya senam
pagi, jalan sehat, fitnes, futsal, voli, sepak bola, sepeda santai yang juga
sering digelar untuk masyarakat. Dengan meningkatnya partisipasi masyarakat
dalam menjalankan aktifitas olahraga, terjadi peningkatan derajat kesehatan dan
kebugaran masyarakat dari tahun ke tahun. Olahraga apabila sudah tumbuh dan
berkembang serta membudaya pada masyarakat, pada tahap berikutnya olahraga akan
menjadi kebutuhan bagi masyarakat. Dengan demikian, masyarakat yang sadar akan
olahraga, tidak perlu lagi dipaksa atau disuruh untuk melakukan olahraga.
Meskipun demikian, yang terjadi, pada keadaan masyarakat di Indonesia belum
secara menyeluruh sampai kepada taraf ini (sadar dan butuh olahraga). Jika
masyarakat telah menganggap olahraga sebagai kebutuhan, masyarakat akan lebih
banyak belajar tentang olahraga, bagaimanakah olahraga yang benar untuk tujuan
kesehatan, sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatannya. Olahraga yang
secara spesifik dapat meningkatkan derajat kesehatan bagi pelakunya adalah
olahraga kesehatan. Olahraga kesehatan sangat berkaitan langsung dengan
masyarakat, karena pada dasarnya olahraga kesehatan melibatkan masyarakat
secara merata tanpa melihat tingkatan umur, gender, lapisan masyarakat
tertentu. Selain itu, olahraga kesehatan juga mencirikan 5 M dalam
pelaksanaannya yaitu: massal, mudah, meriah, murah, dan manfaat. Olahraga
kesehatan mampu memelihara dan meningkatkan kemampuan fungsional jasmaniah para
pesertanya dengan pembebanan yang dapat diatur secara bertahap dalam dosis yang
adekuat.
Peran olahraga dalam mendukung
terciptanya sumber daya manusia yang memiliki kualitas fisik yang baik sudah
tidak diragukan lagi. Selain bermanfaat untuk jasmani, olahraga juga berperan
dalam pengembangan karakter bangsa. Olahraga mampu melahirkan kebiasaan yang
baik seperti jujur, disiplin, sportif, tanggung jawab, dan kerja sama (Siti
Kosasih, 2013: )
Olahraga
Kesehatan adalah Olahraga untuk memelihara dan/ atau untuk meningkatkan derajat
Kesehatan dinamis, sehingga orang bukan saja sehat dikala diam (Sehat statis)
tetapi juga sehat serta mempunyai kemampuan gerak yang dapat mendukung setiap
aktivitas dalam peri kehidupannya sehari-hari (Sehat dinamis) yang bersifat
rutin, maupun untuk keperluan rekreasi dan/ atau mengatasi keadaan
gawat-darurat. Berbeda dengan Olahraga Prestasi yang menuntut kemampuan
organ-organ tubuh secara maksimal, Olahraga Kesehatan justru melatih dan
memelihara organ- organ tubuh untuk dapat tetap berfungsi normal dalam keadaan
gerak (sehat dinamis) yang dengan demikian pasti normal pula dalam keadaan
istirahat (sehat statis).
Oleh karena itu Olahraga, khususnya
Olahraga Kesehatan hendaknya dijadikan sebagai materi pokok dalam pelaksanaan
pembinaan mutu sumber daya manusia melalui pendekatan dari aspek jasmaniah.
Diperlukan kreativitas yang tinggi untuk membuat berbagai variasi bentuk
aktivitas gerakannya, agar olahraga kesehatan menjadi tidak membosankan, tetapi
konsep dasarnya harus tetap Olahraga Kesehatan. Dampak psikologis yang sangat
positif dengan diterapkannya Olahraga Kesehatan di Lembaga Persekolahan/
Pendidikan adalah rasa kesetaraan dan kebersamaan di antara sesama Pelaku, oleh
karena mereka semua merasa dapat dan mampu melakukan Olahraga Kesehatan dengan
baik secara bersama-sama. Sebaliknya, bila Olahraga kecabangan yang diterapkan
(misalnya tenis meja, tenis, bulutangkis, dll) hal demikian dapat menyebabkan
banyak orang menjadi merasa terpinggirkan dari kegiatan olahraga karena merasa
tidak mampu berpartisipasi khususnya bila telah mengait ke aspek sosio-ekonomis
oleh karena mahalnya sarana, prasarana dan pelaksanaannya.
Dampak lebih lanjut dari rasa
terpinggirkan ialah timbulnya kebencian atau ketidak-acuhan sebagian siswa/
orang terhadap olahraga ! Kondisi demikian merupakan kondisi psikologis yang
sangat tidak menguntungkan bagi perkembangan dan penyebar-luasan olahraga di
masyarakat ! Dengan pengelolaan yang baik maka suasana lapangan dikala
melakukan olahraga kesehatan, akan sangat meningkatkan gairah dan semangat
hidup para Pelakunya ! Demikianlah maka potensi Olahraga (Kesehatan) sangat
perlu difahami oleh semua fihak yang berkepentingan dalam pembinaan dan
peningkatan derajat kesehatan masyarakat, yang merupakan wujud dari peningkatan
mutu sumber daya manusia. Olahraga Kesehatan
adalah Olahraga untuk memelihara dan/atau untuk meningkatkan derajat Kesehatan
dinamis, sehingga orang bukan saja sehat dikala diam (Sehat statis) tetapi juga
sehat serta mempunyai kemampuan gerak yang dapat mendukung setiap aktivitas
dalam peri kehidupannya sehari-hari (Sehat dinamis) yang bersifat rutin, maupun
untuk keperluan rekreasi dan/atau mengatasi keadaan gawat-darurat. Olahraga
Kesehatan meningkatkan derajat Sehat Dinamis (Sehat dalam gerak), pasti juga
Sehat Statis (Sehat dikala diam), tetapi tidak pasti sebaliknya. Gemar berolahraga
: mencegah penyakit, hidup sehat dan nikmat ! Malas berolahraga : mengundang
penyakit. Tidak berolahraga : menelantarkan diri !
Olahraga adalah serangkaian gerak
raga yang teratur dan terencana untuk memelihara gerak (yang berarti
mempertahankan hidup) dan meningkatkan kemampuan gerak (yang berarti
meningkatkan kualitas hidup). Seperti halnya makan, gerak (Olahraga) merupakan
kebutuhan hidup yang sifatnya terus-menerus; artinya Olahraga sebagai alat
untuk memelihara dan membina kesehatan, tidak dapat ditinggalkan. Olahraga
merupakan alat untuk merangsang perkembangan fungsional jasmani, rohani dan
sosial. Struktur anatomis-anthropometris dan fungsi fisiologisnya, stabilitas
emosional dan kecerdasan intelektualnya maupun kemampuannya bersosialisasi
dengan lingkungannya nyata lebih unggul khususnya pada generasi muda yang aktif
mengikuti kegiatan Olahraga dari pada yang tidak aktif mengikutinya (Renstrom
& Roux 1988, dalam A.S.Watson: Children in Sport dalam Bloomfield,J., Fricker, P.A. and
Fitch,K.D., 1992). Penulis meyakini bahwa hal demikian juga berlaku bagi para
dewasa dan lanjut usia (lansia) yang aktif dalam olahraga.
Car
free day adalah tempat untuk berolahraga untuk semua pengunjung. Agar
masyarakat paham olahraga apa yang akan dia lakukan sebaiknya merekan
mengetahui beberapa konsepsepnya. Olahrga digunakan agar tubuh kita sehat maka
konsep dari olahrga itu antara lain Konsep: Padat gerak, bebas stress, singkat
(cukup 10-30 menit tanpa henti), adekuat, massaal, mudah, murah, meriah dan
fisiologis (bermanfaat dan aman) !
Massaal : Ajang silaturahim, ajang pencerahan stress, ajang komunikasi
sosial ! Jadi Olahraga Kesehatan membuat
manusia menjadi sehat Jasmani, Rohani dan Sosial yaitu Sehat seutuhnya sesuai
konsep Sehat WHO ! Adekuat artinya cukup, yaitu cukup dalam waktu (10-30 menit
tanpa henti) dan cukup dalam intensitasnya.
Menurut Cooper (1994), intensitas Olahraga Kesehatan yang cukup yaitu
apabila denyut nadi latihan mencapai 65-80% DNM sesuai umur (Denyut Nadi Maximal
sesuai umur = 220-umur dalam tahun).
Masalah intensitas yang kuat ini harus menjadi perhatian terutama pada
Olahraga Kesehatan Sasaran–3 (lihat Sasaran Olahraga Kesehatan).
Bentuk olahraga yang memenuhi
kriteria Olahraga Kesehatan yang dapat disajikan di Lembaga-lembaga Pembinaan
mutu sumber daya manusia adalah misalnya:
Senam Aerobik, Pencak Silat, Karate yang kesemuanya dapat disajikan
secara massaal, di samping tentu saja Jalan cepat dan/ Lari lambat (jogging).
Tetapi yang terbaik ialah tiga yang pertama oleh karena dapat menjangkau
seluruh sendi dan otot-otot tubuh, di samping juga merangsang otak untuk
berpikir, khususnya senam aerobik, karena Peserta Senam Aerobik harus
memperhatikan dan segera menirukan gerak instruktur yang selalu berubah tanpa
pola, sehingga gerakan-gerakannya tidak dapat dihafalkan ! Bila Peserta sudah
hafal, maka rangsangan terhadap proses berpikir menjadi berkurang. Oleh karena itu senam aerobik pada umumnya
yang tidak berpola tetap, adalah lebih baik dalam hal rangsangannya terhadap
proses berpikir yang akan meningkatkan kecerdasan dan khususnya bagi para
lansia akan mencegah atau menghambat kepikunan. Contoh Olahraga Kesehatan berbentuk senam
yang dapat mencapai Sasaran-3 (Aerobiks) ialah Senam Pagi Indonesia seri D
(SPI-D). Satu seri SPI-D memerlukan
waktu 1‘45‖, sehingga untuk memenuhi kriteria waktu yang adekuat maka SPI-D harus
dilakukan minimal 6x berturut-turut tanpa henti, yang akan mencapai waktu 10.5
menit. Menurut penelitian, bila SPI-D
dilakukan dengan sungguh-sungguh maka intensitasnya dapat mencapai tingkat
adekuat sesuai kriteria Cooper. SPI-D
ini macam gerak dan tata- urutannya sudah berpola tetap sehingga lama-kelamaan
Peserta dapat menjadi hafal akan macam gerakan dan tata-urutannya. Bila Peserta sudah hafal, maka rangsangan
terhadap proses berpikir menjadi berkurang.
Oleh karena itu senam aerobik pada umumnya yang tidak berpola tetap,
adalah lebih baik dalam hal rangsangannya terhadap proses berpikir. Tetapi
dalam hal intensitas, senam aerobik berpola tetap seperti SPI-D lebih baik oleh
karena gerakan yang sudah dapat dihafalkan dapat dilakukan dengan lebih
intensif.
2.3 Motifasi Untuk Meningkatkan
Kesadaran Masyarakat Untuk Berolahraga
Motivasi berasal dari kata motif
yang dapat diartikan sebagai upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan
sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan didalam
seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitastertentu demi mencapai suatu
tujuan (Sardiman 2010:73).
Sardiman (2010 :73) motivasi adalah
perubahan energy dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan
didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang
dikemukanakan MC. Donald ini mengandung tiga elemen yaitu :
1. Bahwa
motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energy pada diri setiap individu
manusia.
2. Motivasi
ditandai dengan munculnya rasa atau”feeling”, afeksi seseorang dalam hal ini motivasi
relevan dengan persoalan-persoaalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang menentukan
tingkah laku manusia.
3. Motivasi
akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya
merupakan respons dari suatu aksi, yakni tujuan.
Motivasi
menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah :
1. Dorongan
yang timbul pada diri seseorang baik secara sadar maupun tidak sadar untuk
melakukan tindakan dengan tujuan tertentu,
2. Usaha
yang menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu bergerak mendapat kepuasan
dengan perbuatan ( Hasan Alwi 2007:756)
Menurut Djamarah S.B. (2008:149-152)
bahwa dalam membicarakan macam-macam motivasi, hanya akan dibahas dari dua
sudut pandang, yakni motivasi yang berasal dari dalam diri pribadi seseorang
yang disebut “motivasi instrinsik” dan motivasi yang berasal dari luar diri
seseorang yang disebut “motivasi ekstrinsik”.
Motivasi Intrinsik
Yang dimaksud dengan motivasi
Instrinsik adalah motif-motif yang
menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam
setiap diri iindividu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Dorongan
untuk belajar bersumber pada kebutuhan yang berisikan keharusan untuk menjadi
orang yang terdidik dan berpengetahuan. Jadi motivasi instrinsik muncul berdasarkan
kesadaran dengan tujuan esensial, bukan sekedar atribut atau seremonial.
Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah kebalikan
dari motivasi instrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan
berfungsi karena adanya perangsang dari luar. Menurut Mudjiono dan Dimyati
(2006:86-88) motivasi primer adalah motivasi yang didasarkan pada motif-motif
dasar, motif-motif dasar tersebut umumnya berasal dari segi biologis atau
jasmani manusia. Manusia adalah makhluk berjasmani sehingga perilakunya
terpengaruh oleh insting atau kebutuhan jasmaninya. Motivasi sekunder adalah
motivasi yang dipelajari hal ini berbeda dengan motivasi primer. Motivasi
sekunder memegang peranan penting bagi kehidupan manusia.Motivasi sangat
penting untuk meningkatkan rasa peduli masyarakat untuk berolahraga kareana
dengan motivasi masyarakat akan lebih semangat untuk melakukan kegiatan
olahraga yang menurut mereka melelahkan.
Olahraga pada dasarnya merupakan
kebutuhan setiap manusia di dalam kehidupan, agar kondisi fisik dan
kesehatannya tetap terjaga dengan baik. Olahraga dapat meningkatkan kesehatan
dan mencegah timbulnya penyakit termasuk penyakit jantung, diabetes tipe 2,
osteoporosis, bentuk kanker, obesitas, dan cedera. Partisipasi dalam olahraga
juga dikenal untuk mengurangi depresi, stres dan kecemasan, meningkatkan
kepercayaan diri, tingkat energi,
kualitas tidur, dan kemampuan untuk berkonsentrasi. Ada tiga faktor yang
berdampak pada partisipasi olahraga, yaitu faktor individu, faktor lingkungan,
dan faktor sosial budaya. Partisipasi
masyarakat dalam melakukan kegiatan olahraga semakin meningkat yang ditunjukkan
dengan peningkatan partisipasi
masyarakat pada indeks pembangunan olahraga (SDI). Olahraga yang secara
spesifik dapat meningkatkan derajat kesehatan bagi pelakunya adalah olahraga
kesehatan. Dalam olahraga kesehatan tidak hanya melatih aspek jasmaniah, juga
menjangkau aspek rohaniah dan aspek sosial. Kesadaran masyarakat untuk
berolahraga memberikan kontribusi dalam pembangunan individu dan masyarakat
yang cerdas, sehat, terampil, tangguh, kompetitif, sejahtera, dan bermartabat.
Kemalasan melakukan sesuatu adalah
hal yang sering dialami oleh semua orang. Dalam berolahraga, malas adalah hal
yang cukup sering ditemui. Hal ini biasanya disebabkan oleh 2 dua hal, yaitu
pertama, ketakutan akan sakit setelah melakukan olahraga. Rasa pegal yang
muncul 1-2 hari sesudah latihan biasanya merupakan suatu pengalaman yang
membuat jera, sehingga orang berpikir dua kali kalau diajak untuk kembali
berolahraga. Sesi latihan dengan intensitas yang terlalu tinggi yang melebihi
kapasitas tubuh adalah menjadi penyebabnya, ibarat bayi yang masih merangkak
harus dipaksa berlari. Kedua, kurangnya kesadaran terhadap pentingnya kesehatan
dan kebugaran. Orang yang tidak merasa perlunya menjadi pintar biasanya memang
tidak rajin belajar. Sama juga dengan orang yang tidak menyadari pentingnya
kebersihan biasanya akan malas untuk mandi. Demikian juga, orang yang kurang
menyadari pentingnya hidup sehat dan bugar akan malas untuk berolahraga (Ade
Truna, 2010: 53).
Masyarakat Indonesia saat ini masih
kurang menyadari akan pentingnya hidup sehat. Hal ini terjadi karena kurangnya
animo/minat dan apresiasi masyarakat terhadap olahraga. Hasil Susenas
menunjukkan bahwa partisipasi penduduk berumur 10 tahun ke atas dalam melakukan
olahraga mengalami penurunan dari waktu ke waktu. Peningkatan partisipasi
olahraga hanya terjadi dari tahun 2000 sebesar 22,6 persen menuju tahun 2003
menjadi sebesar 25,4 persen. Dalam kurun waktu 2003, 2006, dan 2009 partisipasi
penduduk dalam melakukan olahraga terus menurun, yaitu dari 25,4 persen pada
tahun 2003, turun menjadi 23,2 persen pada tahun 2006, dan terakhir turun
menjadi 21,8 persen pada tahun 2009. Pola tersebut berlaku baik di daerah
perkotaan maupun perdesaan. Partisipasi berolahraga penduduk perkotaan lebih
tinggi apabila dibandingkan dengan penduduk perdesaan. Kondisi ini didukung
oleh fasilitas dan jenis olahraga yang berkembang di perkotaan lebih banyak
dibandingkan di perdesaan (Sekretaris Kemenpora, 2010: 18).
Aktivitas fisik dapat meningkatkan
kesehatan dan mencegah timbulnya penyakit termasuk penyakit jantung, diabetes
tipe 2, dan osteoporosis, bentuk kanker, obesitas, dan cedera. Partisipasi
dalam aktivitas fisik juga dikenal untuk mengurangi depresi, stres dan
kecemasan, dan meningkatkan kepercayaan diri, tingkat energi, kualitas tidur,
dan kemampuan untuk berkonsentrasi (VicHealth, 2010: 1). Secara fisiologis,
olahraga dapat dijadikan wahana pemberdayaan kemampuan fungsi fisiologis seperti
meningkatkan kesehatan, kebugaran, dan meningkatkan kualitas komponen kondisi
fisik seperti kerja jantung dan paru-paru, kelincahan, kecepatan, dan
kekuatan. Secara sosial, olahraga dapat
digunakan sebagai media sosialisasi melalui interaksi dan komunikasi dengan
orang lain atau lingkungan sekitar. Salah satu indikasi meningkatnya keinginan
masyarakat akan derajat kesehatan yang tinggi, penampilan jasmani yang
proporsional dan aktualisasi diri yang lebih luas dalam lingkungannya
mencerminkan bahwa kebutuhan masyarakat semakin beragam sehingga membutuhkan
tempat atau wahana yang dapat menyalurkan serta memenuhi kebutuhan tersebut
(Zulkarnaen, 2010: 2).
Di negara Australia, ada beberapa
faktor yang berdampak pada partisipasi dalam aktivitas fisik, yaitu sebagai
berikut:
1. Faktor
Individu Hambatan untuk aktivitas fisik dikarenakan kurangnya waktu (40 %), dan
cedera atau cacat (20 %).
2. Faktor
lingkungan Lingkungan yang dibangun hendaknya dapat mendukung aktivitas fisik.
Beberapa bangunan didirikan di Australia tetapi masih kurang memperhatikan
aspek dari aktivitas fisik. Pertimbangan seharusnya diberikan kepada aspek
pembangunan yang memiliki dampak signifikan pada tingkat aktivitas fisik,
termasuk penyediaan jalan setapak, jalan konektivitas, dan ruang hijau yang
dapat dimanfaatkan untuk berolahraga.
3. Faktor
Sosial dan Budaya Biaya berpartisipasi dalam aktivitas fisik menjadi salah satu
faktor penghambat bagi sebagian keluarga.
Hal ini dibuktikan dengan korelasi
kuat antara partisipasi olahraga dan pendapatan keluarga di Australia. Selain
itu, terlihat sekali bahwa masyarakat yang sudah membudayakan olahraga akan
lebih optimal dalam pekerjaan maupun melangsungkan hidupnya.
Adapun
teori – teori motivasi yang sebaiknya diketahui. Teori-teori Motivasi antara
lain.
Teori
yang menurut sardiman A.M (2010:82-83) dibagi menjadi 3 teori yaitu:
1)
Teori insting
Menurut teori ini tindakan setiap
diri manusia diasumsikan seperti tingkat jenis animal/binatang. Tindakan
manusia itu dikatakan selalu berkaitan dengan itrinsik atau pembawaan. Dengan
pemberian respon dengan adanya kebutuhan seolah-olah tanpadipelajari.
2)
Teori Biologis
Teori ini juga adisebut “behavior
teoritis”. Menurut teori ini semua tindakan manusia itu berakar pada usaha
memenuhin kepuasan dan kebutuhan untuk memenuhi kepuasaan fisik, Atau disebut
sebagai kebutuhan primer seperti kebutuhan akan makan, minum, udara dan lain-lian
yang diperlukan untuk kepentingan tubuh seseorang.
3)
Teori Psikoanalitik
Teori ini mirip dengan teori
intrinsik tetapi lebih ditekankan pada unsur-unsur yang ada pada dirimanusia.
Bahwa setiap tindakan manusia karena adaya unsure pribadi manusia yaitu ide dan
ego.
Ada
7 teori motivasi menurut Ahmad rivai dan Catrina Tri Anni (2009:169-183) yaitu:
1)
Teori Belajar Behavioral
Para
pakar behavioralisme tidak perlu memisahkan teori belajar dengan motivasi
merupakan produk dari sejarah pengetahuan.
2)
Teori Kebutuhan Manusia
Abraham
Maskey merupakan pakar teori kebutuhan manusiayang menjelaskan konsep motivasi
untuk memenuhi berbagai kebutuhan. Banyak dasar yang semuanya harus dipenuhi
seperti, makan, rasa aman, cinta dan perawatan harga diri yang positif.
3)
Teori Disonansi
Menyatakan
bahwa kebutuhan untuk mempertahankan citra yang positif merupakan motivator
yang sangat kuat, kebanyakan anak diarahkan pada upaya pemenuhan standar
personalnya.
4)
Teori Kepribadian
Istilah
motivasi umunya digunakan untuk menggambarkan suatu dorongan kebutuhan atau
keinginan untuk melakukan sesuatu.
5)
Teori Atribusi
Teori
ini berupaya memahami dan menjelaskan alas an-alasan perilaku terutama apabila
diterapkan pada keberhasilam atau kegagalan anak.
6)
Teori Harapan
Dalam
teori ini motivasi anak untuk memperoleh sesuatu adalah tergantung pada produk
dari estimasinya terhadap peluang untuk mencapai keberhasilan, dan nilai yang
ditempatkan atas keberhasilan yang dicapai.
7)
Teori Motivasi Berprestasi
Salah
satu teori motivasi paling penting dalam psikologi adalah motivasi berprestasi
yakni kecenderungan utnuk mencapai keberhasilan atau tujuan, dan melakukan
kegiatan yang mengarah pada kesuksesan atau kegagalan.
Pendapat Pengunjung Mengenai Kegiatan
Car Free Day Di Kota Malang Dan Kampus Universitas Negeri Malang
Hasil wawancara dengan salah satu
narasumber menunjukan opini bahwa kegiatan car free day di kota malang masih
kurang efektif untuk kegiatan berolahraga. Hal tersebut dapat ditentukan dari
pengalaman masa lalu mereka saat mengikuti kegiatan Car Free Day di jalan ijen malang dan di kampus um. Tidak semua
pengunjung memiliki pengalaman yang sama mengenai kegiatan Car Free Day. Semakin banyak pengalaman yang dimiliki oleh
pengunjung, semakin beragam pula persepsi pengunjung mengenai kegiatan Car Free Day di Kota wilayah tersebut.
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa pengetahuan, perasaan dan tingkah laku
merupakan sikap yang terbentuk dari persepsi pengunjung. Pengetahuan, perasaan
pengunjung mengenai kegiatan Car Free Day
hingga tindakannya akan membentuk opini pengunjung mengenai kegiatan Car Free Day. Pengunjung yang sering
mengikuti kegiatan Car Free Day di
jalan ijen tentu dapat merasakan bagaimana suasana yang dirasakannya dan
membandingkannya dengan suasana Car Free
Day di Kota lainnya. Bagaimana suasana Car
Free Day yang diharapkannya. .
1. Opini
positif pengunjung mengenai kegiatan Car Free Day di kampus malang.
Keadaan
yang bebas dari polusi selama kegiatan Car Free Day di kampus malang dapat
membuat mahasiswa merasa nyaman, suka, dan memanfaatkan kegiatan tersebut untuk
benar-benar olahraga dengan tujuan menyegarkan tubuh. Sikap senang yang
diperlihatkan oleh mahasiswa, sehingga mahasiswa khususnya mahasiswa fik
menaruh atau parkir di gerbang veteran hanya bertujuan agar dapat berjalan
sampai di fakultas fik. Karena dengan berjalan menurut narasumber anggota tubuh
semua bergerak dan hal tersebut dapat membuat tubuh kita merasa lebih rileks.
2. Opini
negatif pengunjung mengenai kegiatan Car Free Day di Kampus malang.
Opini
negatif menurut narasumber yang saya peroleh kata dia kegiatan tersebut masih
belum bisa dikatan olahraga karena olahrga kan minimal 1 minggu 3x tapi untuk
cfd di kampus masih belum berjalan efektif. Selain itu car free day hanya 1 x
dalam seminggu dan masih banyak mahasiswa yang meletakan sepedanya di fakultas
dan tidak menggunkan kegiatan tersebut dengan olahraga yang semestinya
dilkakukan. Hal tersebut seharusnya ditanggulangi dengan memarkir sepeda hanya
di gerbang veteran , semarang , surabaya, dan ambarawa agar polusi yang masuk
di area kampus juga dapat teratasi dengan kegiatan tersebut.
3. Penutup
3.1 Kesimpulan
Dari
beberapa informasi dari narasumber dan dari jurnal nasional maupun
internasional yang saya peroleh saya dapat menyimpulkan bahwa kegiatan tersebut
masih kurang efektif, Karena olahraga sebaiknya dilakukan 3x dalam seminggu
untuk membuat hasil yang diinginkan. Jadi kalau hanya mengandalkan car free day saja masih kurang efektif
untuk olahraga. Dan dari opini – opini narasumber kegiatan tersebut masih
kurang efektif karena tidak menjalani aturan yang ada. Banyak orang yang masih
menggunkan kendaraan bermotor di area tersebut. Dan masih banyak orang yang
hanya cuci mata saja di kegiatan tersebut tidak melakukan kegiatan olahraga. Car free day merupakan motivasi untuk
masyarakat menyukai olahraga dengan diadakanya car free day kegiatan olahraga
akan semakin menaraik karena dilakukan bersama – sama orang banyak. Tapi
opini tersesebut hanyalah opini karena pelaksanaan car free day masih belum maksimal.
3.2 Saran
Untuk
melakukan kegiatan car free day
dengan baik sebaiknya masyarakat juga sadar untuk tidak menggunakan kendaraan
bermotor di area car free day karena
hal tersebut mengganggu udara dan orang yang berolahraga. Selain itu berjualan
diarea car free day sebaiknya
ditiadakan Dan sabaiknya lakukan olahraga seminggu 3x tidak hanya pada car free day.
Daftar pustaka
Jurnal Nasional
Ridjanović, Midhat. PhD, July 2013, "Naive Translation
Equivalent". Translation
Journal. Volume 17, No.
3, http://translationjournal.net/journal/65naive.htm, 10 July 2013.
Ristanto,
Beni Adhi. Phd, 2013, “Survei Motivasi Masyarakat Kota Purwodadi Untuk
Beraktivitas Gerak Olahraga Menyongsong Kebijakan Car Free Day Di Kabupaten
Grobogan Setiap Minggu”.2015
Analisis
Car-Free Days Berdasarkan Persepsi Pengunjung Dalam Konteks Perubahan Perilaku
Penggunaan Kendaraan Pribadi. Studi Kasus: Car Free-Days Jalan Ir. H.Juanda
(Dago) .
Opini
Pengunjung Mengenai Kegiatan Car Free
Day Di Kota Pekanbaru.
Dampak
Solo Car Free Day Terhadap Citra Kota Solo Sebagai Green City.
Kesadaran
Masyarakat Berolahraga Untuk Peningkatan Kesehatan Dan Pembangunan Nasional.
Efisiensi
Program Car Free Day Terhadap Penurunan
Emisi Karbon.
Jurnal
Olahraga Pendidikan.
Penyuluhan
Manajemen Olahraga Kesehatan Dan Rekreasi Di Obyek Wisata Situ Ciburuy
Kabupaten Bandung.
Implementasi
Program Car Free Day Di Kota Semarang.
Jurnal Internasional
International
Energy & Environment Foundation. All rights reserved. Monitoring of air
pollution spread on the car-free day in the city of Veszprém